free counter with statistics Upacara Potong Gigi Di Bali
T8/28/2014

Upacara Potong Gigi Di Bali

Dalam kepercayaan masayarakat Bali (khususnya yang beragama Hindu), dalam kelahiran kita membawa tiga hutang yang dikenal dengan istilah Tri Rna (tiga hutang). Adapun ketiga hutang tersebut adalah hutang kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita kehidupan, hutang kepada leluhur (orang tua) yang telah melahirkan kita ke dunia dan hutang kepada guru yang telah mendidik kita sehingga berguna bagi nusa dan bangsa. Bagaimana cara membayar hutang tersebut?

Untuk membayar ketiga hutang tersebut maka diperlukan sebuah pengorbanan suci yang tulus ikhlas dan tanpa pamrih. Pengorbanan suci tersebut dikenal dengan nama Yadnya. Ada lima jenis pengorbanan yang dikenal di Bali yakni Dewa Yadnya (berkorban kepada Tuhan), Pitra Yadnya (berkorban kepada leluhur atau orang tua), Manusia Yadnya (berkorban kepada sesama manusia), Rsi Yadnya (berkorban kepada guru) dan Bhuta Yadnya (berkorban kepada alam termasuk kepada hewan dan tumbuhan). Apa kaitannya dengan upacara potong gigi?

Upacara potong gigi merupakan bagian dari Manusia Yadnya yaitu berkorban secara tulus ikhlas kepada sesama manusia. Upacara potong gigi dilakukan secara turun temurun. Jadi jika kita sebagai orang tua yang sudah melakukan upacara potong gigi, wajib melakukan upacara ini untuk anak-anaknya sebagai bentuk pembayaran hutang kepada orang tua yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik kita sehingga menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa. Begitu juga dengan si anak, jika kelak nantinya punya anak, wajib melakukan upacara potong gigi kepada anaknya juga. 
Foto bersama sebelum upacara  potong gigi dimulai
Selain bertujuan untuk membayar hutang kita kepada leluhur atau orang tua, upacara potong gigi juga bertujuan untuk mengendalikan enam musuh yang ada di dalam diri kita. Adapun ke enam musuh dikenal dengan nama Sad Ripu, antara lain hawa nafsu (keinginan yang buruk), serakah (tamak), kemarahan (marah yang tidak jelas), mabuk membutakan pikiran, perasaan bingung, dan iri hati atau dengki.

Upacara potong gigi di bali dikenal dengan nama metatah, mepandes, dan mesangih yang memiliki arti yang sama yaitu potong gigi. Dalam pelaksanaannya, upacara potong gigi di Bali tidak seserem namaya. Upacara potong gigi bukan berati gigi kita dipotong, melainkan hanya diasah rata sebanyak enam buah. Ke enam gigi yang diasah tersebut terletak pada gigi atas yakni dua buah gigi taring dan empat buah gigi seri. Sebagai simbol bahwa orang tersebut sudah mampu mengendalikan enam musuh yang ada dalam diri kita. 
Pelaksanaan upacara potong gigi


Pada umumnya acara unik ini dirangkaikan dengan upacara keagamaan lainya seperti Ngaben atau Pernikahan dan biasanya dilaksanakan secara bersama-sama dengan sanak keluarga yang sudah menginjak dewasa dan yang belum pernah melakukan upacara ini tentunya. Tetapi seiring perkembangan jaman, upacara potong gigi diselenggarakan terpisah dengan upacara lainnya seperti ngaben atau pernikahan. Untuk penghematan biaya upacara ini dilaksanakan secara massal dan tidak mesti harus ada hubungan sanak keluarga, serta tentunya harus mendapat persetujuan dari orang tua.

Salah satu kegiatan upacara potong gigi massal yang tim long trip mania pantau yakni upacara potong gigi di Geria Madu Sudana yang terletak di Desa Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, kabupaten Jembrana Bali pada tanggal 2 Juli 2014. Peserta yang ikut dalam kegiatan potong gigi massal ini sebanyak 29 orang. Upacara ini juga dihadiri oleh wakil bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan. Dalam kesempatan tersebut beliau juga memberikan pengarahan kepada pemuda-pemudi tentang bahaya sek bebas (free sex) dan bahaya penggunaan narkoba bagi generasi penerus bangsa.
 
Wakil bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan
pada saat menghadiri upacara potong gigi massal
Rencananya, di Geriya Madu Sudana akan melaksanakan upacara potong gigi setiap tahun sekali, yakni pada saat libur sekolah (sekitar pertengahan bulan Juni-Juli). Denga  menggambil upacara potong gigi waktu liburan maka anak-anak yang ikut kegiatan upacara potong gigi tidak mengganggu aktivitas sekolah. Selain itu, upacara potong gigi secara massal dapat menghemat biaya. Biasanya orang yang melaksanakan upacara potong gigi bisa menghabiskan biaya puluhan juta. Jika kita melakukan secara massal, cukup mengeluarkan biaya hanya ratusan ribu dan tidak mengurangi makna dari upacara tersebut.


Jadi, jika Anda memiliki anak yang belum melakukan upacara potong gigi dan terkendala masalah biaya, silahkan daftarkan anak Anda di Geria Madu Sudana pada saat liburan sekolah. Tidak ada tarif untuk biaya dan biayanya secara suka rela sesuai kemampuan Anda. Jika anda tertarik untuk menyaksikan kegiatan upacara potong gigi tersebut, silahkan datang ke lokasi tersebut. Ingat pakaian harus sopan dan sesuai adat yang berlaku di Bali agar tidak mengganggu kegiatan tersebut.