Dalam kepercayaan masayarakat Bali (khususnya
yang beragama Hindu), dalam kelahiran kita membawa tiga hutang yang dikenal dengan
istilah Tri Rna (tiga hutang). Adapun
ketiga hutang tersebut adalah hutang kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kita kehidupan, hutang kepada leluhur (orang tua) yang telah
melahirkan kita ke dunia dan hutang kepada guru yang telah mendidik kita sehingga
berguna bagi nusa dan bangsa. Bagaimana cara membayar hutang tersebut?
Untuk membayar ketiga hutang tersebut maka
diperlukan sebuah pengorbanan suci yang tulus ikhlas dan tanpa pamrih.
Pengorbanan suci tersebut dikenal dengan nama Yadnya. Ada lima jenis
pengorbanan yang dikenal di Bali yakni Dewa
Yadnya (berkorban kepada Tuhan), Pitra
Yadnya (berkorban kepada leluhur atau orang tua), Manusia Yadnya (berkorban kepada sesama manusia), Rsi Yadnya (berkorban kepada guru) dan Bhuta Yadnya (berkorban kepada alam
termasuk kepada hewan dan tumbuhan). Apa kaitannya dengan upacara potong gigi?
Upacara potong gigi merupakan bagian dari Manusia Yadnya yaitu berkorban secara tulus
ikhlas kepada sesama manusia. Upacara potong gigi dilakukan secara turun
temurun. Jadi jika kita sebagai orang tua yang sudah melakukan upacara potong
gigi, wajib melakukan upacara ini untuk anak-anaknya sebagai bentuk pembayaran
hutang kepada orang tua yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik kita
sehingga menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa. Begitu juga dengan si
anak, jika kelak nantinya punya anak, wajib melakukan upacara potong gigi
kepada anaknya juga.
Selain bertujuan untuk membayar hutang kita
kepada leluhur atau orang tua, upacara potong gigi juga bertujuan untuk mengendalikan
enam musuh yang ada di dalam diri kita. Adapun ke enam musuh dikenal dengan
nama Sad Ripu, antara lain hawa nafsu
(keinginan yang buruk), serakah (tamak), kemarahan (marah yang tidak jelas), mabuk
membutakan pikiran, perasaan bingung, dan iri hati atau dengki.
Upacara potong gigi di bali dikenal dengan nama metatah, mepandes, dan mesangih yang
memiliki arti yang sama yaitu potong gigi. Dalam pelaksanaannya, upacara potong
gigi di Bali tidak seserem namaya. Upacara potong gigi bukan berati gigi kita
dipotong, melainkan hanya diasah rata sebanyak enam buah. Ke enam gigi yang
diasah tersebut terletak pada gigi atas yakni dua buah gigi taring dan empat
buah gigi seri. Sebagai simbol bahwa orang tersebut sudah mampu mengendalikan
enam musuh yang ada dalam diri kita.
Pada umumnya acara unik ini dirangkaikan dengan
upacara keagamaan lainya seperti Ngaben
atau Pernikahan dan biasanya dilaksanakan secara bersama-sama dengan sanak
keluarga yang sudah menginjak dewasa dan yang belum pernah melakukan upacara
ini tentunya. Tetapi seiring perkembangan jaman, upacara potong gigi
diselenggarakan terpisah dengan upacara lainnya seperti ngaben atau pernikahan.
Untuk penghematan biaya upacara ini dilaksanakan secara massal dan tidak mesti
harus ada hubungan sanak keluarga, serta tentunya harus mendapat persetujuan
dari orang tua.
Salah satu kegiatan upacara potong gigi massal
yang tim long trip mania pantau yakni
upacara potong gigi di Geria Madu Sudana yang terletak di Desa Baler Bale
Agung, Kecamatan Negara, kabupaten Jembrana Bali pada tanggal 2 Juli 2014.
Peserta yang ikut dalam kegiatan potong gigi massal ini sebanyak 29 orang.
Upacara ini juga dihadiri oleh wakil bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan.
Dalam kesempatan tersebut beliau juga memberikan pengarahan kepada
pemuda-pemudi tentang bahaya sek bebas (free sex) dan bahaya penggunaan narkoba
bagi generasi penerus bangsa.
Rencananya, di Geriya Madu Sudana akan
melaksanakan upacara potong gigi setiap tahun sekali, yakni pada saat libur sekolah
(sekitar pertengahan bulan Juni-Juli). Denga
menggambil upacara potong gigi waktu liburan maka anak-anak yang ikut
kegiatan upacara potong gigi tidak mengganggu aktivitas sekolah. Selain itu,
upacara potong gigi secara massal dapat menghemat biaya. Biasanya orang yang
melaksanakan upacara potong gigi bisa menghabiskan biaya puluhan juta. Jika
kita melakukan secara massal, cukup mengeluarkan biaya hanya ratusan ribu dan
tidak mengurangi makna dari upacara tersebut.
Jadi, jika Anda memiliki anak yang belum
melakukan upacara potong gigi dan terkendala masalah biaya, silahkan daftarkan
anak Anda di Geria Madu Sudana pada saat liburan sekolah. Tidak ada tarif untuk
biaya dan biayanya secara suka rela sesuai kemampuan Anda. Jika anda tertarik untuk
menyaksikan kegiatan upacara potong gigi tersebut, silahkan datang ke lokasi
tersebut. Ingat pakaian harus sopan dan sesuai adat yang berlaku di Bali agar
tidak mengganggu kegiatan tersebut.