Long
trip
ke Taman Sukasada Ujung merupakan lanjutan ber-long trip dari Pantai Candidasa. Setelah menikmati view di Pantai Candidasa kami lanjutkan
perjalanan menuju kota dari Kabupaten Karangasem, yaitu Kota Amlapura. Di kota
Amlapura ini tim Long Trip Mania menikmati nasi campur, tepatnya di pasar
Amlapura.
Setelah istirahat sejenak di warung makan, salah
satu tim bertanya kepada pemilik warung makan ke mana arah jalan menuju Taman Soekasada
Ujung. Walaupun kami berasal dari Kabupaten Karangasem tetapi kami belum tahu
lokasi Taman Sukasada Ujung, sangat miris mendengarnya anak Karangasem tetapi
tidak tahu objek wisata yang terkenal di Kabupaten Karangasem.

Sang pemilik warung makan memberikan petunjuk
agar dari pasar Amlapura berjalan lurus menuju desa Tumbu yang jaraknya
kira-kira 5 km lagi. Dari pasar Amlapura jangan belok ke kanan, tetapi lurus
saja.mSesuai dengan petunjuk sang pemilik warung makan, kami akhirnya sampai di
Taman Ujung Sukasada.
Taman Sukasada Ujung merupakan situs kerajaan,
terletak di Banjar Ujung, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem berjaraknya kurang
lebih 10 km dari Pantai Candidasa dan kira-kira 90 km jaraknya dari Kota
Denpasar.

Taman Sukasada Ujung terdapat sebuah istana raja
yang lokasinya berada di tengah sebuah kolam, sehingga Taman Sukasada Ujung
sering dikenal dengan nama Istana Air (Water
Palace) Ujung. Taman ini lebih populer dengan nama Taman Ujung karena
terletak di Banjar Ujung.
Menurut informasi yang kami baca di mesinnya Mbah Google, Taman Ujung merupakan proyek
mahakarya dari Raja Karangasem dan dibangun pada tahun 1919 yang merupakan
pengembangan Kolam Dirah yang telah dibangun lebih awal pada tahun 1901. Taman
Ujung dibangun pada masa pemerintahan Raja I Gusti Bagus Jelantik (1909 – 1945)
yang bergelar Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem dan selesai dibangun pada
tahun 1921. Sedangkan peresmian kompleks istana air Taman Ujung dilakukan pada
tahun 1937 dengan sebuah prasasti batu marmer yang ditulisi naskah dalam dua aksara
yakni Latin dan Bali dan dua bahasa yakni Melayu dan Bali. Prasasti tersebut
ditempelkan pada dinding di Bale Warak.

Taman Ujung merupakan taman tempat
peristirahatan raja dan tempat menjamu tamu-tamu penting seperti raja-raja atau
kepala negara asing yang berkunjung ke kerajaan Karangasem. Taman Ujung
merupakan salah satu mega karya Bali dibangun dengan melibatkan seorang undagi
(arsitek adat Bali) dan arsitek asing yaitu orang Belanda yang bernama van Den
Hentz juga arsitektur Cina bernama Loto Ang, sehingga menghasilkan seni
bangunan kombinasi dari arsitektur Bali, Cina dan Eropa.
Ada tiga pintu gerbang menuju areal taman
soekasada. Gerbang utama berada di sisi barat sebagai pintu masuk yang disebut
“Bale Kapal” karena dulunya bentuk bangunan menyerupai sebuah kapal.
Selanjutnya dari pintu masuk bale ini, menuju areal taman dengan menuruni
ratusan buah anak tangga. Dari tempat ini panorama seluruh areal taman dapat
dilihat.

Taman Ujung memiliki tiga buah kolam besar dan
luas sehingga sering disebut Taman Air Kerajaan atau The Water Palace. Di tengah kolam pertama di sisi utara terdapat
bangunan utama yang disebut “Bale Gili” yang dihubungkan dengan jembatan menuju
arah selatan.
Di tengah-tengah kolam taman ujung ini terdapat
patung-patung dan pot-pot bunga. Di sebelah barat kolam pertama, terdapat
bangunan berbentuk bundar, yang disebut “Bale Bunder” sebagai tempat untuk
menikmati keindahan taman. Di sebelah barat Bale bundar terdapat bangunan
persegi empat panjang yang disebut “Bale Lunjuk”. Di tengah kolam kedua di sisi
selatan kolam pertama terdapat bangunan untuk jamuan makan kerajaan yang
disebut “Bale Kambang”.

Di sebelah timur kolam kedua terdapat kolam air yang
disebut Kolam Dirah, ini merupakan kolam pertama yang dibuat oleh Raja
Karangasem. Di areal sebelah utara Taman Ujung ini terdapat patung badak dan
juga patung banteng dimana dari mulut kedua patung tersebut keluar air menuju
kolam, di sebelah utara taman ini tedapat sebuah pura bernama Pura Manikan.

Di sekitar kawasan Taman Ujung terdapat Masjid
yang bisa kita pergunakan untuk Sholat bagi umat muslim, karena di kawasan
Taman Ujung dahulu kala banyak didatangi oleh warga Bugis yang kini menetap di seputaran
Taman Ujung.
Di lokasi ini juga terdapat areal parkir yang
luas dan juga terdapat restoran-restoran dengan menu khas Bali-nya. Untuk
wisatawan lokal dikenani biaya masuk sebesar Rp. 10.000 dan jika membawa kamera
LSR atau yang lebih canggih akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp. 50.000,
sedangkan untuk yang membawa kamera poket tidak dikenakan biaya apapun.
![]() |
Areal parkir Taman Ujung |
Objek wisata Taman Ujung sangat cocok digunakan
untuk kegiatan fotografi dan sekedar nongkrong-nongkrong bersama keluarga
karena di areal ini ada lapangan yang cukup luas. Hampir setiap harinya Taman
Ujung selalu ramai dikunjungi wisatawan baik itu wisatwan lokal maupun asing.

Dari Taman ujung Anda juga bisa melihat laut
lepas dengan pantainya sehingga menambah keindahan tempat ini. Anda tidak akan
pernah beranjak dari lokasi ini jika mengunjungi lokasi ini.
![]() |
Taman Ujung dengan view laut lepasnya |
Setelah menikmati lokasi Taman Ujung tim kami
lanjutkan untuk menuju pantai Ujung. Tidak seperti pantai lainnya, Pantai Ujung
tidak berpasir melainkan berbatu yang sudah di susun sedemikian rupa untuk
menghindari abrasi yang terus menggerus pantai ini. Kami tidak berlama-lama di pantai
ini karena waktu sudah menunjukan sore hari.
![]() |
Pantai Ujung |
Perjalanan kami lanjutkan untuk pulang dan tidak
lupa juga kami membeli oleh-oleh untuk di bawa pulang yakni berupa ikan awan
mentah yang akan kami panggang bersama tim Long trip mania sambil menunggu
pertandingan piala dunia Brasil melawan Jerman di babak semifinal, di mana pada
akhirnya di menangkan oleh jerman dengan melibas Brasil dengan skor 7 : 1 dan
pada akhirnya jerman juga menjadi juara World
Cup 2014 di Brasil. Selamat buat tim Jerman.
Demikian perjalanan kami mengunjungi Taman Ujung
dan Pantai Ujung. Jika Anda tertarik persiapkan diri Anda untuk menikmati
keindahan pulau Bali khususnya Taman Ujung.