Gunung Agung merupakan gunung berapi tertinggi
di Pulau Bali. Di Pulau Bali terdapat dua gunung yang masih aktif yaitu Gunung
Batur dan Gunung Agung. Bagi masyarakat Hindu di Bali, gunung merupakan tempat
tinggal para dewa, sehingga gunung-gunung yang ada di Pulau Bali disucikan. Untuk
menjaga kesakralan gunung tersebut maka setiap gunung yang ada di Bali
didirikannya sebuah pura.
Salah satu pura yang terdapat di gunung yaitu Pura
Pasar Agung. Pura Pasar Agung terletak di Gunung Agung atau Giti Tolangkir. Sebenarnya
pura tersebut lengkapnya bernama Pura Kahyangan Jagat Pasar Agung Besakih Giri
Tolangkir dan untuk lebih mudah menyebutkannya cukup disebut Pura Pasar Agung. Pura
ini berada di lereng Gunung Agung sebelah selatan dengan ketinggian kurang
lebih 1,6 km di atas permukaan air laut. Pura ini tepatnya berada di Banjar
Sorga, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali.
Untuk mengakses pura ini sangatlah mudah, karena
sudah bisa dijangkau oleh kendaraan roda empat dan roda dua. Jika Anda dari
kawasan Denpasar, maka Anda akan menempuh jarak kurang lebih 74 km untuk
mencapai pura ini. Akses yang bisa dilalui jika dari Denpasar yakni Kota
Gianyar, Kota Semarapura (Kabupaten Klungkung), Bukit Jambul, Desa Rendang,
Desa Muncan, Desa Selat, dan lanjut sampai ke Pura Pasar Agung. Jika ditempuh
dari kota Amlapura (Kabupaten Karangasem) kira-kira menempuh jarak kurang lebih
30 km dengan melalui jalur Desa Bebandem, Desa Sibetan, Desa Selat, dan lanjut
menuju Pura Pasar Agung. Jika Anda dari jalur Pura Goa Lawah (Kabupaten
Klungkung) akan menempuh jarak kurang lebih 35 km dengan melalui jalur
Kecamatan Sidemen, Desa Selat, dan lanjut ke pura Pasar agung.
Pura Pasar Agung Besakih Giri Tolangkir ini
sebenarnya teridiri dari dua buah pura utama yaitu Pura Pasar Agung dan Pura
Melanting. Jika Anda sembahyang ke Pura Pasar Agung supaya terlebih dahulu
sembahyang ke pura Melanting setelah itu baru dilanjutkan sembahyang ke pura
pasar Agung.
Berdasarkan papan pengumuman yang terpampang di
area parkir pura Pasar agung, terdapat 4 pujawali/aci (upacara) yakni:
- setiap purnama sasih kelima yang dilaksanakan setiap satu tahun selama sebelas hari.
- purnama sasih kedasa yang dilaksanakan selama satu tahun selama sebelas hari.
- Buda Wage Ukir yang dilaksakan setiap enam bulan sekali selama tiga hari, dan
- tilem kesanga yang dilaksanakan setiap satu tahun selama satu hari.
Karena pura ini letaknya diketinggian 1,6 km
dari permukaan laut maka pemandangan di pura ini sangat indah sekali. Anda akan
menyaksikan pemandangan Bali Selatan yang sungguh mempesona. Jika Anda ingin
menaiki ketinggian Gunung Agung hingga ke puncaknya maka pura Pasar Agung merupakan
spot terbaik untuk memulai pendakian.
Ada beberapa aturan penting yang tidak boleh dilanggar jika ingin melakukan
pendakian ke puncak gunung agung yakni:
- Setiap ada upacara yang disebutkan di atas (setiap purnama sasih kelima, purnama sasih kedasa, Buda wage Ukir, dan tilem kesanga)
- Setiap hari Buda Wage
- Setiap hari Anggara Kasih
- Setiap hari Tumpek
Karena hari-hari tersebut merupakan hari payogan
betara di gunung agung. Selain itu, tidak diperbolehkan naik ke puncak gunung
agung jika:
- Cuntaka (datang bulan, ada anggota keluarga meninggal dalam rentang waktu menurut dresta [wilayah, waktu dan situasi] setempat, dan lain-lain)
- Membawa daging babi
- Membawa daging sapi
- Membawa perhiasan terbuat dari emas
- Semua tata bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi dengan siapa saja, agar menggunakan kata “JRO” dan tidak boleh menggunakan kata “RATU” selain untuk menyebut Ida Betara.