Jika Anda
berkunjung ke Bali, tempat apa saja yang anda kunjungi selama di Bali? Mungkin
kebanyakan menjawab Pantai Kuta, karena pantai ini selalu menjadi primadona
bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Tahukah Anda selain memiliki objek wisata
pantai Bali juga memiliki objek wisata cagar budaya yaitu berupa candi, namanya
Candi Gunung Kawi.
Apa
yang terbayang dipikiran kalian setelah mendengar kata candi? Mungkin anda akan
membayangkan seperti candi prambanan atau candi borobudur yang berdiri tegak di
tanah yang lapang. Candi Gunung Kawi tidak seperti itu adanya. Candi ini
benar-benar unik karena berada di tebing yang dipahat.
Candi Gunung Kawi |
Jika
anda ingin berkunjung ke Gunung Kawi anda harus menuju kabupaten Gianyar, tepatnya
berada di Banjar Penaka, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Kira-kira
40 km dari Denpasar atau 1 jam menggunakan mobil atau motor dan merupakan 1 jalur
menuju Istana Tampak Siring.
Nama Gunung
Kawi berasal dari kata Gunung yang artinya daerah pegunungan dan Kawi berati pahatan.
Jadi Gunung Kawi dapat diartikan sebagai pahatan yang terdapat di pegunungan
atau di atas batu padas.
Berdasarkan
namanya tersebut Candi Gunung Kawi tidak dibuat dari susunan batu, melainkan
memanfaatkan dinding batu padas di tepi sungai Pakerisan sebagai media untuk
membuat rumah ibadah para penganut Hindu tersebut. Dinding batu tersebut
dipahat dan dibentuk menyerupai dinding-dinding candi. Selain dibuat dalam
bentuk candi, dinding-dinding tebing
tersebut dibuat dalam bentuk ruangan yang digunakan sebagai tempat bermeditasi.
Kompleks
candi yang unik ini pertama kali ditemukan oleh peneliti Belanda sekitar tahun
1920. Menurut perkiraan para ahli, candi ini dibuat sekitar abad ke-11 M, yaitu
pada masa pemerintahan Raja Udayana hingga pemerintahan Anak Wungsu. Versi
lainnya yang berasal dari cerita rakyat setempat menyebutkan bahwa pura atau
candi Tebing Kawi ini dibuat oleh orang sakti bernama Kebo Iwa. Kebo Iwa
merupakan tokoh legenda masyarakat Bali yang dipercaya memiliki tubuh yang
sangat besar. Dengan kesaktiannya, konon Kebo Iwa menatahkan kuku-kukunya yang
tajam dan kuat pada dinding batu cadas di Tukad Pakerisan itu.
Sesampai
di sana anda akan disambut dengan sebuah gapura dengan 315 anak tangga yang
berada di pinggir sungai Pakerisan. Anda akan menyaksikan dua kelompok
percandian yang dipisahkan oleh aliran Sungai Pakerisan. Candi pertama terletak
di sebelah barat sungai, menghadap ke timur, yang berjumlah empat buah.
Sedangkan candi kedua terletak di sebelah timur sungai, menghadap ke barat,
yang berjumlah lima buah. Pada kompleks candi di sebelah barat, juga dilengkapi
kolam pemandian serta pancuran air.
Pada
kompleks candi di sebelah barat terdapat semacam “ruang” pertapaan yang juga
disebut wihara. Wihara tersebut dipahat di dalam tebing yang kokoh dan
dilengkapi dengan pelataran, ruangan-ruangan kecil (seperti kamar) yang
dilengkapi dengan jendela, serta lubang sirkulasi udara di bagian atapnya yang
berfungsi juga untuk masuknya sinar matahari.
Mengunjungi
tempat ini Anda akan mendapatkan suasana tenang dan damai. Kompleks Candi
Gunung Kawi memang merupakan tempat ideal untuk bermeditasi, sembahyang, atau
untuk sekedar berwisata. Lokasinya yang sejuk dan terletak persis di tepi
sungai membuat kompleks percandian ini menawarkan aura ketenangan batin yang
dalam.
Obyek
wisata Candi Gunung Kawi telah dilengkapi berbagai fasilitas, seperti tempat
parkir yang cukup memadai, para pemandu yang siap menjelaskan sejarah dan nilai
budaya Candi Gunung Kawi, serta warung-warung yang menjual makan dan minuman di
sekitar kompleks candi.
Jadi persiapkan
diri anda untuk berwisata ke candi Gunung Kawi jika anda berlibur ke Bali.
Selamat berwisata ke Bali.