Long Trip kali ini menceritakan perjalanan tim Long
Trip Mania melakukan Tirtayatra ke Pura Gunung Dwangga. Gunung Dwangga
merupakan salah satu gunung yang ada di Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, Bali. Tepat di puncak Gunung Dwangga inilah terdapat tempat suci
(pura) yang namanya Pura Gunung Dwangga. Untuk mengakses pura ini harus
berjalan kaki kira-kira 2 jam perjalanan atau kurang lebih 10 km.
Perjalanan kami mulai pada pagi kira-kira jam 8 pagi.
Sebelumnya tim telah mempersiapkan perbekalan yang mesti harus dibawa (makanan
dan minuman). Tidak lupa juga membawa Banten Pejati (perlengkapan sembahyang).
Dari rumah tim tidak langsung memakai pakaian adat ke pura, alsannya karena
agar tidak ribet dan agar pakain kami tidak tersangkut oleh semak-semak
belukar. Jadi pakaian kami taruh di dalam tas. Setelah persiapan selesai tim
berangkat dengan menaiki sepeda motor, karena jarak rumah kami dengan kaki
Gunung Dwangga kira-kira 2 km. Tim yang ikut pada waktu itu sebanyak 7 orang.
Jalur yang kami tempuh melewati jalur Dusun Ulah, jalur ini yang paling dekat dengan
desa kami. Sebenarnya banyak jalur yang bisa ditempuh untuk mencapai Pura
gunung Dwangga.
Setelah mencapai Dusun Ulah, tim dihadapkan dengan
puluhan anak tangga sebuah pura (tim kurang tahu namanya) dan dari sinilah
petualangan dimulai. Tim melihat rimbunnya pohon cengkeh yang menghijau
sepanjang perjalanan. Kira-kira pada jarak 500 meter dari areal tangga akan
menemukan sebuah batu besar yang sangat unik, karena di atas batu itu ada
sebuah gubuk kecil dan di bawah batu itu ada lubang kecil yang menyerupai gua
(cukup dipakai untuk berteduh satu orang bila kehujanan tapi harus jongkok).
Sekitar 50 meter perjalanan yang ekstra hati-hati
dimulai karena jalannya tidak mendukung, banyak bebatuan dan jalannya agak
terjal sedikit. Sedikit saja terpleset bisa terpental 10 meter, tapi jangan
khawatir jalan yang extrem ini tidak panjang. Setelah melewati jalur ini akan
menemukan jalan setapak yang tidak begitu hancur.
Tim istirahat setelah menemukan sebuah pelinggih
bebaturan, ditempat inilah para pendaki maupun para tirtayatra istirahat
sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. Di tempat ini tim melakukan
persembahyangan memohon keselamatan kepada Hyang Widhi agar sampai di puncak
Gunung Dwangga dengan selamat.
Tim melanjutkan perjalanan setelah selesai sembahyang
di tempat istirahat pertama. Tim menemukan segerombolan kera yang
bergelantungan di pohon kopi serta pemandangan yang memukau, sebentar-sebentar
berhenti untuk melakukan foto-foto sambil canda tawa.
Lelah terobati setelah tim sampai di tempat tujuan
yaitu Pura Gunung Dwangga. Jangan khawatir bila persediaan air yang di bawa
habis, karena tidak jauh dari lokasi pura ada sumber mata air yang tidak pernah
kering (berkali-kali tim melakukan tirtayatra dan mengunjungi mata air ini,
airnya tidak pernah habis). Hal yang pertama kami lakukan setelah sampai
ditempat tujuan adalah mencari mata air ini, lokasinya berada sebelah timur
pura dan agak turun sedikit jalannya.
Di tempat mata air ini tim melakukan kegitan
sembahyang dan memohon air suci (tirta) ditempat ini, tapi sebelum itu kami
membersihkan tangan dan kaki serta mencuci muka dengan air ini. Mengambil beberapa botol air untuk bekal
nanti melanjutkan perjalanan berikutnya, tidak lupa juga tim mengganti pakaian
adat sembahyang dan menyalakan beberapa dupa. Di lokasi ini tim menghabiskan
waktu kira-kira 25 menit. Kegiatan dilanjutkan menuju pura setelah selesai
smbahyang di mata air suci.
Di pura ini setiap bulan purnama ramai dikununjungi
oleh orang yang melakukan persembahyangan di Pura Dwangga. Pujawali dipura ini
dilakanakan pada hari Saniscara Kliwon wuku Kuningan (pas Hari Raya Kuningan).
Di Pura Gunung Dwangga ada empat buah pelinggih bebaturan. Sebelah utara ada
satu buah pelinggih yaitu pelinggih dewa yang bestana di Gunung Agung dan di
sebelah timur ada tiga buah pelinggih. Di pura ini tim melakukan
persembahyangan kira-kira 30 menit.
Selesai sembahyang tim istirahat yang ke dua (membuka
perbekalan yang di bawa). Di sini tim bercanda tawa sambil menikmati perbekalan
yang dibawa masing-masing tim. Tim menghabiskan waktu istirahat kira-kira satu
jam lebih, agar kondisi badan benar-benar fit sebelum melanjutkan perjalanan
berikutnya.
Sehabis istirahat acara berikutnya adalah melakukan
perjalanan ke Pura Pucak Sari (Pura Bukit Cemeng) di Bukit Cemeng.