Long
trip kali ini adalah sembahyang ke salah satu pura terbesar yang ada di Bali
yaitu pura Besakih. Waktu pertama kali saya sembahyang ke pura besakih pada
saat saya berumur 7 tahun, dan saya pikir pura tersebut hanya satu pura. Akan tetapi,
pura itu terdiri dari puluhan pura. Pura ini diberi nama pura besakih karena
pura tersebut terletak di Desa Besakih. Nah pada kesempatan ini Tim Bali Long Trip
Mania sembahyang ke pura Ulun Kulkul yang masih berada di areal komplek Pura
Besakih.
Sumber Gambar: Kompasiana |
Sebelum
membahas tentang Pura Ulun Kulkul terlebih dahulu kami paparkan rute perjalanan
kami. Kami berasal dari Banjar Dukuh, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Kami beangkat pukul 07.15 dengan anggota 6 orang
dan 3 sepeda motor. Sebelum berangkat tidak lupa kami membawa perlengkapan
sembahyang (canang sari dan dupa). Sepanjang perjalanan kami menemukan
keindahan alam yang mempesona khususnya di bukit asmara. Kami tidak berhenti di
bukit asmara melainkan melanjutkan perjalanan, rencananya setelah selesai
sembahyang baru istirahat di bukit asmara.
Daerah
yang kami lalui adalah Banjar Dukuh (asal tim Bali Long Trip Mania), Banjar
Ogang, Bukit Asmara, Banjar Sanggem, Banjar Mijil, Banjar Ipah, Banjar Hyang
Api, Banjar Mangbang, Daerah Muncan, Desa Batusesa, terakhir desa Besakih.
Sampai di kawasan Pura Besakih kami langsung menuju Pura Ulun Kulkul, karena
pura ini yang pertama kali kami temui jika melewati jalur Desa Batusesa.
Pura
ini letaknya di pinggir jalan dan juga tersedia area parkir untuk mobil dan
sepeda motor. Jadi tidak perlu berjalan kaki jauh-jauh jika anda ingin sembahyang
ke Pura ini. Cukup parkir saja motor anda di depan pura. Ingat: parkir tidak
akan penuh jika tidak ada piodalan di pura ulun kulkul. Akan tetapi jangan
harap dapat tempat parkir jika ada odalan di Pura Ulun Kulkul.
Hal
yang paling unik kami lihat di Pura Ulun Kulkul adalah semua bangunan Pelinggih
yang terdapat di dalamnya dihiasi dengan pengangge-pengangge sarwa jenar
atau hiasan serba kuning. Kenapa harus berwarna kuning?
Ternyata
pura Ulun Kulkul merupakan pura tempat stana dari sinar suci Hyang widhi yang
bergelar Dewa Mahadewa.
Dewa Mahadewa merupakan salah satu dewata nawa sanga (sembilan dewa penguasa
penjuru mata angin) yang terletak di sebelah barat dan berwarna kuning, karena
itulah semua wastra dipura ini berwarna serba kuning.
Di
pura ini terdapat sebuah kulkul (kentongan besar). Menurut Babadbali.com, kulkul (kentongan besar) yang ada
di Pura Ulun Kulkul dipandang sebagai kulkul yang paling utama dan mulia
dari pada semua kulkul yang ada di Bali. Di zaman dahulu setiap desa
atau banjar membuat kulkul, kulkul itu harus dipelaspas
dan dimohonkan tirta di Pura Ulun Kulkul, agar atas asung wara
nugraha Hyang Widhi, kulkul itu mempunyai taksu, yaitu
ditaati oleh krama desa atau krama pemaksan pura yang akan
memakai kulkul tersebut.
Menurut
Babadbali.com, piodalan di pura
ini jatuh pada hari Saniscara
Keliwon Kuningan
atau tepat pada hari Raya Kuningan, sedangkan pada setiap Hari Tilem Ketiga diadakan upakara aci Pengurip Bumi dan pada setiap Hari Tilem Kaulu menghaturkan aci sarin tahun. Aci
Pengurip Bumi dimaksudkan untuk memohon agar semua tanam-tanaman baik di
sawah maupun di ladang menjadi subur dan sebagian kecil dari hasil pertanian
itu kemudian dipersembahkan yang dinamakan aci sarin tahun.
Selesai
sembahyang bersama di Pura Ulun Kulkul, perjalanan kami lanjutkan sembahyang ke pura berikutnya yaitu ke Pura Goa Raja. Kami mohon maaf jika ada kata-kata atau penulisan yang salah. Mohon
kritik dan sarannya yang membangun sehingga blog ini menjadi lebih baik.