Bali merupakan sebuah pulau yang terletak di sebelah
timur pulau Jawa yang merupakan tujuan destinasi wisata dunia. Hampir tiap hari
ribuan wisatawan mengunjungi pulau yang memiliki luas wilayah 5.633 km² ini.
Walaupun Bali sudah terkenal hingga ke luar negeri, tetapi ada banyak hal yang
mungkin jarang diketahui oleh publik. Untuk itu admin akan rangkum beberapa
fakta menarik tentang Bali, baik itu menyangkut dalam hal geoleogi, budaya,
sosial dan lingkungan masyarakatnya.
1. Memiliki Dua
Gunung Api Aktif
Walaupun pulau Bali memiliki luas wilayah hanya 4,4% dari
pulau Jawa namun memiliki banyak gunung. Setidaknya di Bali terdapat 23 buah
gunung, di mana terdapat dua gunung yang
masih aktif yakni Gunung Agung dan Gunung Batur. Gunung Batur memiliki
ketinggian 1.717 m sedangkan Gunung Agung memikiki ketinggian 3.031 m. Kedua
gunung ini menjadi wisata petualangan paling ngetren terutama oleh kalangan wisatawan
mancanegara. Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di Bali yang sangat
disucikan oleh umat Hindu. Untuk mencapai titik tertinggi gunung tersebut
banyak pantangan yang harus dilaksanakan seperti tidak membawa daging sapi dan
pada hari-hari tertentu tidak boleh mendaki.
2. Memiliki Empat
Buah Danau
Tidak hanya memiliki banyak gunung yang siap untuk
dijajal ketinggiannya, Bali juga memiliki danau yang sangat indah dan siap
diekplor keunikannya. Pulau Bali memiliki empat buah danau yang populer di
kalangan wisatawan yakni Danau Batur, Danau Buyan, Danau Beratan, dan Danau
Tamblingan. Dari ke empat danau tersebut, Danau Beratan yang paling populer
dikalangan wisatawan karena keunikannya yakni terdapat sebuah bangunan tempat
suci Hindu di tengah-tengah danau dan menjadi ikon pariwisata Bali. Ada lagi
danau yang jarang orang ketahui yang letaknya di Bali Timur yakni Danau Yeh
Malet. Danau ini sekarang lagi ngetren di media sosial karena memiliki pemandangan
yang sangat indah dan unik, terutama rumpunan eceng gondok yang menghiasi danau
tersebut.
3. Perayaan Nyepi
dan Antraksi Ogoh-Ogoh
Warga Bali tiap tahun (sekitar bulan Maret) merayakan
perayaan Nyepi, di mana warga bali selama 24 jam tidak boleh melakukan
aktivitas yakni tidak menyalakan api (termasuk listrik), tidak boleh
berpergian, tidak mengadakan hiburan, dan tidak boleh bekerja. Sehari sebelum
perayaan nyepi warga Bali akan turun ke jalan untuk menyaksikan dan mengarak ogoh-ogoh
yaitu sebuah patung raksasa yang diarak keliling jalan raya. Walaupun perayaan
Nyepi sudah diatur dalam Perda Pemerintah Bali, tetapi tidak semua orang Bali
melaksanakan hari Raya Nyepi, fakta unik ini terjadi di desa wisata Tenganan
Pegringsingan. Di desa wisata ini walaupun penduduknya beragama Hindu tetapi
tidak melaksanakan hari raya Nyepi, mereka masih berpergian, bekerja ke luar
rumah sebatas areal desa mereka dan menyalakan lampu pada saat malam hari.
Tradisi tidak merayakan Nyepi ini sudah menjadi warisan leluhur warga Tenganan.
4. Sistem Wangsa
dan Nama Orang Bali
Bali mengenal sistem wangsa yakni penggolongan sosial
atas dasar keturunan, walaupun sebenarnya dalam weda hanya dikenal dengan
istilah warna yang digolongkan karena sifat pekerjaan atau profesi yang
ditekuni. Masyarakat Bali terbagi menjadi tiga golongan yang dikenal dengan sebutan
Tri Wangsa, yakni Wangsa Brahmana, Ksatria, dan Jaba. Wangsa Brahmana berasal
dari keturunan Dang Hyang Dwijendra dan Dang Hyang Astapaka, dengan embel-embel
nama seperti Ida Bagus (untuk pria) dan Ida Ayu (untuk wanita) dan rumah
tinggalnya disebut dengan nama Geria. Wangsa Ksatria berasal dari keturunan
para Ksatria yang berasal dari Kediri dan Majapahit, dengan embel-embel nama
Cokorda, Anak Agung, I Gusti dan I Dewa dan tempat tinggalnya disebut Jero atau
Puri. Terakhir, Wangsa Jaba adalah golongan yang bertempat tinggal di luar
Jero, Puri dan Geria, dengan embel-embel nama Wayan, Putu, Gede, Luh, Nyoman,
Komang, Made, Kadek dan Ketut. Jadi jangan heran jika anda ke Bali menemukan
sebutan nama yang sama.
5. Pulau Di Sekitar
Bali
Tahukah anda bahwa sekitar pulau bali terdapat
pulau-pulau kecil yang masih menjadi bagian dari provinsi bali? setidaknya ada
delapan pulau-pulau kecil lho yang menjadi bagian dari pulau bali yakni Nusa
Penida, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, Pulau Serangan, Pulau Menjangan, Pulau
Nusa Dharma, Pulau Peninsula, dan Nusa Pudut (Pulau Penyu). Dari semua pulau
tersebut Pulau Menjangan, Pulau Nusa Dharma, Pulau Peninsula dan Pulau Pudut
tidak berpenghuni. Walaupun tidak dihuni manusia, pulau tersebut menjadi
incaran para wisatawan yang berlibur ke Bali. Misalnya pulau Menjangan yang
dihuni oleh sekelompok menjangan ini merupakan spot menyelam yang sangat
populer, bahkan terkenal hingga ke luar negeri. Pulau Nusa Dharma dan Pulau
Peninsula terletak di kawasan wisata Nusa Dua yang sering diadakan event-event
penting tiap tahunnya seperti Nusa Dua Fiesta dan Festival Light Nusa Dua. Bahkan
di Pulau Peninsaula terdapat objek wisata yang sangat populer yakni Water Blow Nusa
Dua.
6. Julukan Untuk Pulau
Bali
Pulau Bali terkenal dengan julukan sebagai Pulau Dewata
atau The Island of Gods karena kentalnya budaya Hindu, seperti banyaknya sesaji
yang dipersembahkan untuk dewata penjaga di berbagai tempat di Bali. Tidak
mengherankan jika hampir setiap hari kita akan jumpai penganut Hindu di Bali
melakukan persembahan kepada para dewa untuk menjaga kedamaian pulau Bali.
Selain itu, julukan lainnya yakni The Island of Paradise karena memiliki
keindahan alam yang tidak akan ditemui di tempat lain. Keindahannya seperti
layaknya sebuah surga. The Island of Thousand Temples, karena hampir tiap
pekarangan rumah penduduk yang beragama Hindu terdapat sebuah pura. The Morning of The World, karena mentari pagi
di Pulau Bali memang sangat indah, tidak mengherankan jika keindahan matahari terbitnya
menjadi incaran para pelancong, baik pelancong mancanegara maupun nusantara. Sebutan
bali sebagai The Morning of The World diberikan oleh Perdana Menteri India,
Pandit Jawahral Nehru, saat berkunjung ke Bali ditemani oleh Presiden Soekarno
pada tahun 1950-an. Nah untuk yang baru-baru ini Bali mendapat julukan sebagai The
Island of Love yang diberikan oleh Julia Roberts pada saat melakukan shoting
untuk filmnya yang berjudul Eat Pray Love. Di dalam film tersebut mengisahkan
perjalanan Julia Roberts yang ingin menemukan kebahagiaan. Ia pergi Italia
untuk menikmati makanan (eat), lalu ke India untuk melakukan yoga dan berbagai
kegiatan (pray), terakhir dia pergi ke Bali yang akhirnya menemukan cintanya
(love). Dengan adanya film ini maka Bali pun kemudian dapat julukan pulau
cinta.
7. Sistem Pengairan
Bali memiliki sistem pengairan pertanian yang dikenal
dengan sistem Subak, merupakan sebuah organisasi yang mengatur tentang tata
cara pengairan atau irigasi di sawah. Tidak saja organisasi tradisional ini
juga mengatur anggotanya dalam pengaturan upacara keagamaan untuk sumber mata
air irigasi, mengatur gotong royong saat membajak sawah, menanam benih maupun
saat panen. Tahukah anda bahwa sistem subak ini sudah diakui UNESCO sebagai
warisan budaya dunia. Subak masuk dalam dalam dua kategori warisan budaya dunia
yakni warisan budaya benda (Pura Subak, sawah dan sistem irigasinya) dan warisan
budaya tak benda (nilai-nilai sosial dan semangat gotong royong yang terdapat
dalam subak).
8. Fauna Asli Bali
Hewan endemik Bali yang paling mudah kita temui adalah
Jalak Bali. Burung yang gemar berkicau ini merupakan burung langka, yang hanya ditemukan
di hutan bagian Bali Barat. Burung ini menjadi ikonik dari provinsi Bali. Tidak
hanya Jalak Bali, beberapa binatang asli Bali yang masih hidup yakni banteng
Bali dan penyu Hijau. Penyu Hijau akan sangat mudah ditemui di Pulau Serangan
karena di sini terdapat penangkaran penyu tersebut.
9. Perayaan
Galungan
Jika anda berkunjung ke Bali pada saat hari raya
Galungan, maka dengan semarak anda bisa menyaksikan penjor yang berjejer rapi
di pinggir jalan, bahkan sampai ke gang-gang rumah penduduk. Namun fakta unik
lagi tidak semua penduduk Hindu Bali memasang penjor di depan rumah mereka,
salah satunya adalah Desa Tenganan mereka tidak membuat penjor Galungan, bahkan
dalam prosesi perayaan hari raya Galungan terkesan biasa saja, tidak seperti di
desa lainnya yang terlihat penuh kemeriahan dan suka cita. Begitu juga dengan
Bali Utara yang tidak melaksanakan perayaan Galungan semeriah di Bali Selatan dan
Bali Timur. Untuk Bali Utara perayaan akan meriah pada saat hari Raya
Pagerwesi.
10. Budaya Bali
Utara dan Selatan Berbeda
Perbedaan pengaruh dari kebudayaan Hindu dari jaman
Majapahit dulu, menyebabkan ada dua bentuk masyarakat Bali, yaitu masyarakat
Bali Aga dan masyarakat Bali Majapahit. Masyarakat Bali Aga yang sebagian besar
berada di Bali Utara (Buleleng) kurang sekali mendapat pengaruh dari kebudayaan
Hindu dari Majapahit dan mempunyai struktur tersendiri. Orang Bali Aga pada
umumnya mendiami desa-desa di daerah pegunungan seperti Sembiran, Cempaga,
Sidatapa, Pedawa, Tigawasa, di Kabupaten Buleleng. Sedangkan orang Bali
Majapahit yang pada umumnya diam di daerah-daerah dataran (Bali Selatan),
merupakan bagian yang paling besar dari penduduk Bali yang sudah terpengaruh
dengan kebudayaan Hindu dari kerajaan Majapahit. Dalam penunjukan arah juga
berbeda untuk orang Bali utara dan Orang Bali selatan. Untuk orang Bali Utara
kaja berarti selatan, sedangkan untuk orang Bali selatan kaja berarti utara.
Sebaliknya kelod untuk orang Bali utara berarti utara, dan untuk orang bali
selatan berarti selatan. Perbedaan ini tidak saja tampak dalam penunjukan arah
dalam bahasa Bali, tapi juga dalam aspek kesenian dan juga sedikit aspek
bahasa. Konsep kaja kelod itu nampak juga dalam kehidupan sehari-hari, dalam
upacara agama, letak susunan bangunan-bangunan rumah kuil dan sebagainya.
Nah demikian sekilas fakta unik tentang Bali, semoga
nantinya ika anda berkunjung dan wisata keluarga ke Bali, punya sedikit
pemahaman tentang fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Semoga liburan anda ke
Bali menjadi berkesan dan menyenangkan. Silahkan baca juga info-info lainya
tentang tempat wisata di Bali, baik itu tempat wisata yang lagi ngehits di
sosial media maupaun tempat wisata yang sudah terkenal hingga ke luar negeri
ada diblog ini. Salam longtriper.