free counter with statistics Pura Gelap, Tidak Segelap Namanya
T4/08/2013

Pura Gelap, Tidak Segelap Namanya


Lho, kenapa namanya Pura Gelap? Apakah pura ini berada di dalam gua? Apakah pura ini memang gelap? Ya itulah pertanyaan yang pertama kali muncul dipikiran kami sebelum mengunjungi pura ini. Oke, sebelum menjawab pertanyaan tersebut alangkah baiknya kami ceritakan perjalanan kami hingga sampai ke Pura Gelap.

Pura Gelap lokasinya tidak jauh dengan Pura Batu Madeg, hanya memerlukan waktu 5 menit jika menggunkan sepeda motor dari parkiran Pura Batu Madeg untuk sampai ke Pura Gelap. Di Pura Gelap juga disediakan areal parkir, tetapi khusus untuk sepeda motor saja. Walaupun disediakan tempat parkir bagi pengguna sepeda motor kami putuskan tidak parkir di areal Pura Gelap, melainkan parkir di dekat warung, kira-kira 100 m dari Pura Gelap. Alasan kami tidak parkir di areal Pura Gelap agar tidak mengganggu pejalan kaki yang menuju ke kawasan Pura Gelap. Hampir semua pengunjung yang sembahyang ke Pura Gelap tidak memarkir kendarannya di areal parkir di Pura Gelap.

Setelah memarkir kendaraan kami dengan rapi, kami pun menuju Pura Gelap dengan jalan kaki. Sesampai di kawasan Pura Gelap, Anda tidak akan menjumpai gua atau apapun yang menyebabkan pura tersebut menjadi gelap. Yang kami lihat hanya seperti pura pada umumnya. Yang unik di pura ini adalah gerbang atau candi bentar menuju Madya Mandala Pura Gelap berbentuk seperti sayap burung garuda.


Memasuki kawasan utama mandala ada hal unik lain yang kami temui, yaitu semua pengangge-pengangge di Pura ini berwama serba putih dan tentunya tidak sesuai dengan namanya. Di Pura Gelap ada pelinggih pokok berupa Meru tumpang 3, di sana distanakan Hyang Iswara, di samping sebuah Padma, Palinggih Ciwa Lingga, Bebaturan Sapta Petala, Bale Pewedaan dan Bale Gong. Piodalan di Pura Gelap jatuh pada hari Soma Keliwon Wariga dan Aci Pengenteg Jagat pada setiap hari Purnama sasih Karo.
  



Sama seperti di Pura Batu Madeg, di pura gelap dalam melakukan persembahyangan umatnya dituntun oleh pemangku. Jadi kami menunggu sebentar agar umat yang lain yang datang lebih awal selesai melakukan pesembahyangan. Sambil menunggu kami pun mempersiapkan alat persembahyangan dan bertanya-tanya tentang Pura Gelap kepada salah satu pemangku yang ada di Pura Gelap. Beliau mengatakan bahwa nama Pura Gelap berasal dari kata “klap”, yang artinya cahaya. Konon katanya sebelum pura ini berdiri, ada seberkas cahaya atau klap yang jatuh dari langit ke kawasan ini, maka dibangunlah pura yang pada awalnya bernama Pura Klap. Lama-kelamaan namanya menjadi Pura Gelap.


Pura Gelap merupakan tempat memuja Tuhan Yang Maha Esa yang bergelar Dewa Iswara, yaitu Tuhan yang menguasai arah timur. Oleh karena itu semua wastra pelinggih yang ada di Pura Gelap berwarna serba putih.