Provinsi Bali tidak hanya memiliki pulau Bali
saja, tetapi memiliki pulau-pulau pendukung lainnya seperti Pulau Nusa Penida,
Pulau Lembongan, Pulau Ceningan, Pulau Menjangan, Pulau Nusa Dharma, Pulau Peninsula, dan Pulau Serangan. Semua pulau itu memiliki keunikan tersendiri.
Pada kesempatan ini longtripmania.org akan mengulas tentang tempat wisata di Pulau Serangan.
Pulau ini bernama Serangan bukan berati pulau
ini pernah mendapat serangan, tetapi berasal dari urat kata “Sira” dan “Angen” yang artinya “sayang” dan “kangen”. Kata-kata ini muncul
karena para pelaut suku Bugis yang mencari air minum sambil istirahat di pulau
tersebut menjadi merasa sayang dan kangen akan tempat tersebut, sehingga kedua
istilah tersebut disatukan menjadi sebuah nama “siraangen” yang lama-kelamaan berubah menjadi “Serangan”. Nama lain
dari pulau serangan yakni Pulau Penyu, karena di pulau ini terdapat tempat penangkaran penyu.
Sebelum dibangunnya jembatan penghubung antara
pulau Bali dengan Pulau Serangan, untuk menuju ke pulau ini harus menggunakan
jukung atau sampan. Sekarang untuk mengakses pulau serangan sangatlah mudah
karena sudah ada jembatan penghubung dengan jalan beraspal yang sangat bagus.
Jembatan penghubung ini dibangun semenjak pulau serangan direklamasi.
Sebelumnya pulau Serangan memiliki luas wilayah 112 hektar, kini luasnya
mencapai 491 hektar semenjak pulau ini direklamasi pada tahun 1996.
Pulau Serangan memiliki sejumlah tempat wisata
yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Adapun tempat wisata yang terdapat di
pulau serangan yakni:
Penangkaran
Penyu
Pelau Serangan ditetapkan sebagai objek tempat
penangkaran penyu. Penangkaran Penyu di Pulau Serangan ini dikelola Turtle
Conservation and Education Centre (TCEC). Tujuan penangkaran penyu ini adalah
untuk melindungi penyu dari kepunahan. Selain itu, penangkaran penyu ini dapat
dijadikan sebagai sarana wisata dan edukasi bagi anak-anak. Di sini pengunjung
dapat melihat tiga dari enam jenis penyu yang hidup di Indonesia yaitu penyu
hijau, penyu sisik, dan penyu lekang.
Wisata
Sejarah Kampung Bugis
Di Pulau Serangan telah terjadi kehidupan yang
harmoni sejak ratusan tahun silam antara warga suku Bugis dengan warga suku Bali.
Banyak wisatawan dari luar Bali atau bahkan luar negeri yang belajar tentang
harmoni umat Islam dan Hindu ala warga Serangan ini. Misalnya, pada saat umat
Islam merayakan Idul Fitri, maka umat Hindu akan berkunjung ke rumah umat Islam.
Sedangkan pada saat umat Hindu merayakan Galungan, umat Islam akan berkunjung
ke rumah warga yang merayakan. Mereka juga saling mengantarkan makanan saat
hari raya tersebut yang dalam bahasa Bali biasa disebut jootan. Di kampung Bugis ini juga terdapat tempat ibadah umat Islam
yang bernama Masjid Asy-Syuhada yang dibangun oleh warga Kampung Bugis dengan
bantuan dari Raja Badung saat itu, Cokorda Ngurah Sakti, yang beragama Hindu.
Selain itu, kita juga bisa melihat rumah panggung yang merupakan rumah khas
suku Bugis. Dari rumah panggung ini, pengunjung juga bisa jalan-jalan ke makam
Haji Mu’min, orang yang pertama kali datang dan meletakkan generasi pertama
orang Bugis di Serangan.
Pura Sakenan
Pura Sakenan ini dibangun oleh Mpu Kuturan atau
Mpu Rajakretha bersamaan dengan pembangunan beberapa pura lainnya pada zaman
pemerintahan raja suami-istri Sri Masula Masuli. Sebenarnya di sini terdapat
tiga kawasan pura yakni Pura Susunan Wadon, Pura Susunan Agung, dan Pura Dalem
Sakenan. Adapun aturan bagi pemedek jika ingin sembahyang ke Pura Sakenan yakni
harus bersembahyang dari Pura Susunan Wadon (sekitar 0,5 km ke timur Pura
Sakenan) kemudian ke Pura Susunan Agung, dan terakhir ke Pura Dalem Sakenan (pada
pelingih paling barat di pinggir pantai yang berbentuk Padmasana).
Pantai Penyu
(Pantai Serangan)
Di sebut dengan nama pantai Penyu karena pulau
serangan mendapat julukan sebagai “Pulau Penyu”, sehingga pantai Serangan
disebut juga sebagai pantai Penyu. Pantai Penyu merupakan salah satu daya tarik
dari Pulau Serangan. Pantai ini menjadi buruan para surfer karena karena memiliki
ombak yang bagus untuk ber-surfing ria, tidak kalah dari ombak di pantai Kuta.
Selain itu, kita juga bisa bermain kanoe bagi yang tidak suka bermain surfing
karena di tepi pantai ombaknya cukup tenang. Pantai ini memiliki pasir putih
dengan air laut yang bening dan jernih.
Wisata
Bawah Laut
Bagi yang suka menikmati keindahan bawah laut
kita bisa berwisata "underwater
seawalker" di perairan Pulau Serangan. Dengan berwisata berjalan di
bawah laut, kita bisa melihat terumbu karang alami dan karang buatan menyerupai
gerbang pura. Aktivitas ini banyak diminati oleh wisatawan asing. Pengunjung
bisa merasakan sensasi luar biasa selama menyelam karena keindahan alam dasar
laut Pulau Serangan yang memang menakjubkan.
Pantai
Reklamasi Serangan
Luas pantai yang direklamasi di Pulau Serangan mencapai
379 hektar. Pantai hasil reklamasi ini memiliki pemandangan yang indah. Pada
sore hari kita bisa melihat indahnya matahari tenggelam di barat cakrawala
bumi. Hampir tiap hari ada saja pengunjung ke pantai ini untuk menikmati sunset. Pengunjung ke pantai ini kebanyakan
wisatawan lokal. Siang hari kita bisa melihat aktivitas pengunjung yang bermain
watersport di pantai Tanjung Benoa.
Lokasi dan Cara Akses Ke Pulau Serangan
Pulau Serangan yang berlokasi sekitar 10 kilometer
dari pusat Kota Denpasar, sedangkan dari bandara Ngurah Rai hanya berjarak 12
km atau dengan waktu tempuh 18 menit perjalanan. Adapun cara mengakses ke Pulau
Serangan dari Bandara Ngurah Rai sebagai berikut. Begitu keluar dari kawasan
Bandara, arahkan kendaraan ke Jalan Tol Bali Mandara, lalu di perempatan
Pesanggaran belok ke kanan menuju jalan By Pass Ngurah Rai-Sanur. Tepat di
perempatan (trafic light) Sakenan
memutar arah sejauh 400 meter untuk menuju Pulau Serangan (nanti akan menemukan
plang arah menuju Pura Sakenan). Ikuti jalan tersebut hingga menemuka jembatan.
Setelah melewati jembatan tersebut kita sudah sampai di Pulau Serangan.