Objek
wisata Taman Nusa Gianyar merupakan taman wisata budaya yang memberikan
pengetahuan tentang kebudayaan dari berbagai suku yang ada di Indonesia. Jika
Anda berkunjung ke Taman Nusa serasa seperti menjelajah seluruh Indonesia dari
Sabang sampai Merauke. Taman Nusa sangat tepat dijadikan sarana rekreasi dan
pendidikan untuk lebih mengenal budaya Indonesia. Di Taman Nusa Anda akan disuguhkan
lebih dari 60 rumah tradisional tiap etnis yang ada di Indonesia dan dibangun dengan
penataan sedemikian rupa. Jadi jika anda ingin mengenal rumah adat provinsi
bali, di taman inilah tempatnya.
Di
Taman Nusa kita bisa mengenal rumah adat bali, karena di sana ada pemandu yang
akan menjelaskan setiap bangunan dan fungsinya masing-masing. Sambil mendengarkan
suara rindik (gambelan bali yang terbuat dari bambu) kita bisa berkeliling
dengan bebas menghilangkan rasa penasaran tentang seluk beluk rumah adat bali.
Rumah
adat bali yang sebenarnya adalah sebuah bangunan yang memiliki bentuk segiempat
dimana di dalamnya terdapat beberapa macam bangunan yang memiliki fungsi
tersendiri. Seluruh bangunan tersebut di kelilingi oleh tembok atau pagar pemisah
dari lingkungan luar atau disebut Panyengker karang. Nah di tengah-tengah
bangunan yang dibangun terdapat sebuah halaman yang oleh masyarakat bali diistilahkan
dengan natah atau natar. Oleh karena itu rumah adat bali sering disebut dengan
natah atau natar.
Rumah
adat Bali dibangun sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali dan Asta Bhumi
(bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan). Menurut filosofi
masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya
hubungan yang harmonis antara aspek pawongan (manuisa), palemahan (wilayah
tempat tinggal) dan parahyangan (sang pencipta). Dalam rumah adat bali terdiri
dari beberapa bangunan sebagai berikut.
1.
Angkul-angkul
Angkul–angkul
merupakan pintu masuk menuju ke
dalam rumah adat Bali. Angkul– angkul ini
memiliki atap yang menghubungkan kedua sisinya. Atapnya berupa piramida dan
terbuat dari ilalang atau daun kelapa. Untuk mempercantik angkul-angkul, didepannya
diletakan dua buah patung patung di kiri kananya.
2.
Aling – aling
Pada
pintu masuk (angkul-angkul) terdapat tembok sekat yang tingginya sekitar 150 cm
yang dinamakan aling-aling. Aling - Aling adalah pembatas antara angkul-angkul
dengan pekarangan rumah maupun tempat suci. Selain itu aling-aling juga
digunakan sebagai pengalih jalan masuk
sehingga untuk memasuki rumah harus menyamping ke arah kiri dan saat keluar
nanti melalui sisi kanan dari arah masuk. Selain itu, aling-aling bertujuan
untuk menghalangi pandangan ke dalam dari arah luar secara langsung sehingga
dapat memberikan privasi kepada pemilik rumah dan juga sebagai penghalang
masuknya pengaruh buruk.
3.
Sanggah (Pura Keluarga)
Sanggah
atau Pamerajan merupakan tempat suci bagi seluruh penghuni rumah yang terletak
di sudut timur laut. Kegiatan sembahyang dan berdoa bagi leluhur dilakukan
disini.
4. Bale
Meten
Bale Meten
merupakan ruang tidur bagi kepala keluarga atau anak gadis. Bale Meten disebut
juga Bale Daja karena diletakkan di area utara (kaja). Bale Meten berbentuk
persegi panjang dan terdiri dari dua buah bale yang terletak di kiri dan kanan
ruang.
Bale Daja |
5. Bale
Tiang Sanga
Bale
Tiang Sanga atau sering juga dijuluki Bale Loji merupakan tempat menerima tamu
dan tempat tidur anak remaja atau anak muda. Bale Loji ini sering disebut
dengan bale Dauh karena terletak di barat. Bale Dauh terdiri dari satu buah
bale dengan posisi dibagian dalam dan berbentuk persegi panjang. Bale Dauh
menggunakan sesaka atau tiang yang terbuat dari kayu dan memiliki sebutan yang
berbeda tergantung dari jumlah tiang yang dimiliki.
6.
Bale Sakepat
Bale
Sakepat merupakan bangunan terbuka dengan jumlah tiang empat yang dipergunakan
sebagai paviliun atau kamar tidur anak di Selatan dan juga dimanfaatkan untuk
bersantai. Bangunannya minimalis dengan berbentuk segi empat dan atap berbentuk
pelana atau limasan.
7. Bale
Gede
Bale
Gede merupakan bangunan yang difungsikan sebagai tempat upacara adat dan juga
sebagai tempat beristirahat atau tidur bila tidak sedang digunakan untuk
upacara. Bangunan ini terletak di bagian timur atau dangin natah umah sehingga
sering disebut dengan istilah bale dangin. Bangunan ini berbentuk segi empat
atau persegi panjang tergantung dari jumlah tiang kayu. Bale dangin dapat
memiliki tiang sebanyak enam atau sakenem, delapan atau sakutus dan sembilan
atau sangasari dan terdiri dari satu bale.
Bale Dangin |
8.
Paon (dapur)
Paon
merupakan dapur atau tempat untuk mengolah dan memasak makanan penghuni rumah
yang terletak barat daya. Paon terbagi menjadi dua area. Area pertama disebut
jalikan, yaitu ruang terbuka untuk memasak yang terdapat pemanggang dengan
menggunakan kayu api. Sedangkan area kedua merupakan sebuah ruangan penyimpanan
makanan dan alat-alat dapur.
9.
Jineng (lumbung)
Jineng
merupakan lumbung padi atau gudang tempat penyimpanan beras. Jineng terletak di
bagian tenggara hunian atau dekat dekat Paon atau dapur. Atap jineng terbuat
dari alang-alang dan biasanya jineng terdiri dari dua lantai dimana bagian
dipergunakan untuk menyimpan padi kering sedangkan bagian bawah dipasangkan
bale untuk menyimpan padi yang belum kering, sehingga memudahkan penghuni untuk
menjemur dan mengangkat padi selama beberapa hari hingga padi betul-betul
kering.
Rujukan:
http://www.rumah-adat.com/2016/10/rumah-adat-bali.html
Nah
itu sekilas tentang bangunan-bangunan rumah adat bali. Untuk info yang lebih
lengkap tentang rumah adat bali, silahkan datang ke objek wisata taman nusa di
Gianyar, di sini akan dijelaskan secara mendetail tentang rumah adat bali oleh
pemandu. Tempat wisata Taman Nusa terletak di Banjar Blahpane Kelod, Desa
Sidan, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar – Bali. Silahkan baca juga tempat wisata di Bali yang lainnya.
Salam lontriper.