Bali memiliki kisah perjuangan para pahlawan
untuk memperjuangkan NKRI dari penjajahan Belanda yakni Puputan Margarana. Puputan
Margarana merupakan pertempuran pasukan Ciung Wanara yang di pimpin oleh Letnan
Kolonel I Gusti Ngurah Rai dalam menghadapi tentara NICA bentukan Belanda pada
tanggal 20 November 1946.
Untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa
perjuangan para pahlawan, kini di areal pertempuran itu didirikan tugu pahlawan
yang bernama Taman Pujaan Bangsa. Sedangkan untuk menghargai perjuangan pasukan
Ciung Wanara, maka taman kota di kota Gianyar di beri nama Taman Kota Ciung
Wanara (silahkan baca: tempat wisata taman kota Ciung Wanara).
Selain itu, untuk mengenang kisah heroik para
pahlawan kita, pemerintah Bali juga membangun monumen atau museum seperti Monumen
Perjuangan Rakyat Bali di Lapangan Puputan Renon atau lebih dikenal dengan nama
Monumen Bajra Sandhi Renon (silahkan
baca juga: tempat wisata monumen Bajra Sandhi).
Tidak hanya dibangun monumen Bajra Sandhi saja,
masih ada satu monumen yang dibangun untuk mengenang jasa pahlawan kita Letkol
I Gusti Ngurah Rai yakni Monumen Pahlawan Perang Kemerdekaan Republik Indonesia
1945 di Taman Mumbul. Karena lokasinya di Taman Mumbul (Nusa Dua) maka monumen
ini lebih dikenal dengan nama Monumen Taman Mumbul.
Lokasi monumen ini sangat strategis karena
berada di pinggir jalan By Pass I Gusti Ngurah Rai – Nusa Dua (silahkan lihat
di map di bawah ini untuk lokasinya versi google map). Monumen ini sangat mudah
sekali terlihat jika datang dari kawasan Nusa Dua menuju pantai Muaya Jimbaran atau pantai Tegal Wangi, karena berada di sebelah kiri jalan raya. Monumen ini
bentuknya mirip sekali seperti monumen Bajra Sandhi Renon. Hanya saja ukuran monumen
ini lebih kecil dan tidak sepopuler yang berada di Lapangan Puputan Renon
tersebut.
Selain sebagai tempat wisata sejarah, monumen
ini juga digunakan sebagai tempat foto praweding bagi pasangan yang akan melangsungkan
pernikahan, karena monumen ini bentuknya yang sangat indah dan unik. Sampai
artikel ini ditulis (8 Mei 2016), monumen ini masih sepi dari pengunjung karena
belum dikelola secara optimal oleh pemerintah setempat. Jika monumen ini
dikelola secara optimal, pasti akan banyak pengunjungnya seperti monumen Bajra
Sandhi yang setiap harinya tidak pernah sepi pengunjung. Semoga nantinya
monumen ini mampu menjadi magnet para wisatawan untuk berkunjung ke Nusa Dua dan
tentunya menjadi ikon pariwisata Nusa Dua.