free counter with statistics Museum Le Mayeur, Museum Lukisan Di Denpasar Bali
T11/12/2019

Museum Le Mayeur, Museum Lukisan Di Denpasar Bali


Siapa yang tidak kenal dengan pantai Sanur. Pantai yang memiliki pasir putih ini menjadi incaran para traveler, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Tidak hanya menawarkan keelokan pasir putihnya, tempat wisata terkenal di Bali ini juga menyuguhkan panorama matahari terbitnya. Bahkan salah satu titik pantai di kawasan Sanur diberi nama Pantai Matahari Terbit karena pesona sunrise yang spektakuler.

Keindahan pantai sanur sudah terkenal hingga keluar negeri. Salah satu seniman yang memperkenalkan keindahan Sanur hingga ke mancanegara adalah seorang seniman lukis dari Belgia yang bernama Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres atau dikenal dengan nama Le Mayeur. Beliau memamerkan hasil karya lukisnya dengan tema gadis Bali dan alam Sanur di Singapura pada tahun 1933.

Kembali dari Singapore, Le Mayeur membeli sepetak tanah di Pantai Sanur dan membangun rumah. Kecantikan dan kepribadian Ni Pollok yang menjadi model dalam seni lukisnya membuat Le Mayeur menikmati rumah barunya di Bali. Setelah 3 tahun bekerja bersama, pada tahun 1935, Le Mayeur dan Ni Pollok menikah. Sepanjang kehidupan pernikahannya, Le Mayeur tetap melukis dengan menggunakan istrinya sebagai model.

Pada tahun 1956, Bahder Djohan, Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia saat itu mengunjungi Le Mayeur dan Ni Pollok di rumahnya. Bahder begitu terpesona dengan karya pelukis itu dan kemudian mengusulkan kepada pasangan itu untuk melestarikan rumah mereka dan seisinya sebagai museum. Le Mayeur menyetujui gagasan itu dan sejak itu ia bekerja lebih keras untuk menambah banyak koleksi rumah itu dan menambah kualitas karyanya juga.

Kemudian pada tanggal 28 Agustus 1957 Le Mayeur menandatangani testamen yang isinya adalah bahwa Le Mayeur mewariskan semua miliknya termasuk tanah, rumah, dan seisinya kepada Ni Pollok sebagai hadiah. Di saat yang sama, Ni Pollok kemudian memindahkan semua yang diwarisi dari suaminya kepada Pemerintah Indonesia untuk digunakan sebagai museum yang bernama Museum Le Mayeur.
Museum Le Mayeur, Museum Lukisan Di Denpasar Bali
Museum Le Mayeur Di Sanur

Mengunjungi Museum Le Mayeur kita bisa melihat keindahan alam sanur tempo dulu. Pengunjung bisa merasakan indahnya seni lukis peninggalan Le Mayeur, mulai dari kehidupan sang istri Ni Pollok hingga keindahan alam Sanur. Tak hanya itu, artefak-artefak bukti kecintaan Le Mayeur terhadap istrinya bisa ditemukan di berbagai sudut museum. Misalnya, lukisannya berjudul Pollok, dilukis di atas kanvas berukuran 75 kali 90 centimeter. Ada lagi yang berjudul Di Sekitar Rumah Pollok (1957), juga lukisan kanvas berukuran sama. Lukisan tertua di Museum Le Mayeur tercatat pada tahun 1921 dan termuda adalah satu tahun sebelum Le Mayeur meninggal yakni 1957. Jumlah lukisannya semasa hidup tercatat sebanyak 88 buah.

Lukisan Le Mayeur dibagi menjadi lima jenis koleksi berdasarkan media yang dipakai, yaitu bagor, hard boeard, triplek, kertas, dan kanvas. Sebagian besar tema lukisannya adalah perempuan Bali dengan bertelanjang dada. Di Museum Le Mayeur sendiri memiliki empat ruang yang dibagi fungsi yang berbeda. Misalnya, ruang pertama yang merupakan bekas ruang tamu untuk menerima sahabat kenalan, pengunjung maupun pejabat pemerintahan yang datang menikmati lukisan. Presiden Soekarno pun pernah singgah di ruangan ini pasca menjadi museum.

Ruangan kedua adalah tempat buku-buku bacaan pribadi. Selain itu, juga berguna sebagai tempat menerima keluarga atau teman dekat yang datang dari jauh dan menginap untuk sementara waktu. Di ruang ketiga, lebih luas dibanding ruangan lain adalah bekas studio tempat Le Mayeur melukis Ni Pollok sebagai model lukisannya. Ruangan ini sering digunakan terutama menjelang penyerahan untuk melengkapi koleksi lukisan yang dianggap kurang untuk dijadikan museum.

Sementara, di ruang keempat yang cenderung kecil adalah tempat tidur Ni Pollok dan Le Mayeur. Mereka sangat senang tidur di sini dan tak pernah pindah hingga Le Mayeur berbaring menunggu hari keberangkatannya ke Belgia untuk berobat. Selepas Le Mayeur wafat, Ni Pollok tetap menempati kamar ini hingga akhir hayatnya.

Di bagian luarnya, bangunan beraksitektur khas Bali terlihat. Ada sebuah kolam yang diapit bangunan. Di depan pintu masuk, sebuah pura kecil berdiri. Di pintu masuk museum, patung-patung juga berdiri. Museum Le Mayeur buka setiap hari pukul 08.00 sampai 15.30 WITA, kecuali Jumat, pukul 08.30 sampai 12.30 WITA, dan hari libur resmi tutup.

Tiket masuk untuk wisatawan domestik berharga Rp 5.000 untuk anak-anak, Rp 10.000 untuk dewasa, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 2.000 untuk pelajar. Museum Le Mayeur terletak di Jalan Hang Tuah, Sanur Kaja, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Museum Le Mayeur berada di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Adrien-Jean_Le_Mayeur
https://www.denpasarkota.go.id/datangkunjungi/baca/900