Kota Madya Denpasar sekaligus ibu kota provinis
Bali memiliki banyak objek wisata yang menarik dan unik. Bahkan pada tahun
2013, ada salah satu objek wisata
yang ada di Denpasar mendapat kunjungan terbanyak kedua di Bali setelah
objek wisata Tanah Lot, ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) Bali, yakni Objek Wisata
Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Hal yang paling unik dari monumen ini
yakni arsitekturnya berbentuk seperti bajra (genta), oleh karena itu monumen
ini dikenal juga dengan sebutan Monumen Bajra Sandhi yang artinya genta suci.
Monumen ini berada tepat di tengah-tengah lapangan
Puputan Nitimandala Renon. Dulunya lapangan tempat monumen ini dibangun merupakan
tempat pertempuran pada jaman kemerdekaan antara rakyat Bali melawan pasukan
penjajah. Perang ini terkenal dengan sebutan "Perang Puputan" yang
berarti perang habis-habisan.
Lokasi monumen ini juga sangat strategis karena
terletak di depan kantor Gubernur Bali dan Gedung DPRD Provinsi Bali. Untuk
mengakses monumen ini, Anda harus menempuh jarak kurang lebih 13 km dari
Bandara Ngurah Rai. Dari Bandara Anda harus menuju Jalan Tol Bali Mandara ke
perempatan Pesanggaran belok ke kanan untuk menuju daerah Sanur (Jalan By Pass
Ngurah Rai). Di perempatan jalan menuju Pantai
Sanur (KFC) alihkan jalan Anda belok ke kiri dan lurus hingga menemukan
jalan Raya Puputan Niti Mandala di Renon.
Monumen ini juga sering disebut sebagai museum,
karena di dalam monumen ini tersimpan koleksi pada jaman sebelum kemerdekaan
hingga sesudah kemerdekaan Republik Indonesia. Agar Anda tidak rugi pada saat
berkunjung, pastikan Anda datang pada saat museum buka. Museum ini buka pada
hari Senin sampai hari Jumat mulai dari jam 08.00 - 17.00, sedangkan untuk hari
Sabtu dan Minggu mulai buka dari jam 09.30 - 17.00. Perlu juga diketahui bahwa
museum ini akan tutup pada hari libur nasional dan cuti bersama. Untuk
mengunjungi museum ini Anda harus mengeluarkan uang sebesar Rp 5.000 untuk
membeli tiket masuk.
Monumen ini dibangun atas pemikiran dari mantan
Gubenur Bali, Ida Bagus Mantra pada tahun 1980. Ia mencetuskan pemikiriannya
tentang museum dan monumen untuk perjuangan rakyat Bali. Kemudian beliau
mengadakan sayembara desain monumen pada tahun 1981, yang dimenangkan oleh Ida
Bagus Yadnya, merupakan seorang mahasiswa jurusan arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Udayana.
Secara fisik monumen Bajra Sandhi dibangun pada
tahun 1988 dan selesai pada tahun 2001. Jadi jika kita hitung untuk membangun
monumen ini menghabiskan waktu 13 tahun. Monumen Bajra Sandhi diresmikan pada
bulan Juli 2003 oleh presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri. Sedangkan
pembukaan monumen ini untuk masyarakat umum pada tanggal 1 Agustus 2004.
Monumen ini menjadi simbol masyarakat Bali untuk
menghormati para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa
perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman, serta
lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di pintu utama, 8
buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang setinggi
45 meter. Ini merupakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yakni pada tanggal
17 Agustus 1945.
Jika kita memasuki monumen ini, dari bagian
bawah anda harus menaiki tangga yang akan membawa anda ke sebuah taman, dari
taman ini terdapat beberapa tangga lagi untuk masuk ke dalam di mana terdapat
kolam ikan di dalamnya. Dari kolam ikan terdapat beberapa tangga lain untuk
sampai ke ruang utama, di mana anda dapat melihat berbagai diorama yang menggambarkan
perjalanan sejarah perjuangan masyarakat Bali dari zaman prasejarah hingga pada
zaman perjuangan merebut kemerdekaan dan perjuangan mengisi kemerdekaan
Republik Indonesia.
Monumen ini memiliki koleksi 33 diorama berukuran
2 x 3 meter. Di bagian-bagian awal diorama ditampilkan manusia purba pada masa
berburu dan meramu. Di sana digambarkan pithecanthropus
erectus sedang berburu babi dengan kapak genggam. Bagian selanjutnya
menggambarkan perkembangan masyarakat bali pada masa kerajaan (pemerintahan Sri
Kresna Kepakisan, pembangunan Pura Dasar Gelgel, masa pemerintahan Dalem
Waturenggong), masa penjajahan (Perang Kusamba di klungkung, Perang Jagaraga di
Buleleng, Perang Puputan Badung hingga Pertempuran Puputan Klungkung), masa
revolusi fisik dalam mempertahankan kemerdekaan setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia (pertempuran di Pelabuhan Buleleng, Selat Bali hingga perang puputan
Margarana dibawah pimpinan I Gusti Ngurah Rai), hingga pasca kemerdekaan (Bali
mengisi kemerdekaan pada tahun 1950 – 1975). Selain ada 33 diorama, di monumen
ini juga ada beberapa lukisan pahlawan nasional asal Bali yakni I Gusti Ngurah
Rai dengan pasukannya.
Di monumen yang juga merupakan museum terdapat
perpustakaan, sehingga yang memiliki hobi membaca silahkan coba baca-baca
literatur yang ada di perpustakaan Bajra Sandhi ini. Jika Anda ingin merasakan
sesasi yang lain, silahkan Anda coba menaiki menara yang tingginya 45 meter itu
dengan melewati anak tangga dari kolam ikan yang bentuknya berpilin. Dari atas
menara kita bisa melihat pemandangan kota Denpasar yang indah dan aktifitas di
Lapangan Puputan Renon dan sekitarnya.
Monumen ini memang sangat menarik perhatian bagi
semua orang karena tempatnya yang terawat dengan baik dan bersih dan lengkap
dengan menara yang menjulang ke angkasa yang mempunyai arsitektur khas Bali
yang indah. Monumen ini berdiri anggun di tengah lapangan hijau yang biasanya
digunakan oleh masyarakat untuk jalan-jalan dan olahraga seperti jogging, sepak
bola, bola basket setiap pagi atau sore hari, dan selalu penuh dengan orang
yang melakukan kegiatan pada hari Minggu pagi. Selain sebagai tempat
jalan-jalan dan olahraga, lapangan tempat monumen ini berdiri sering diadakan
even-even tertentu dan juga sering diadakannya konser-konser musik baik artis
lokal maupun artis nasional.
Nah itu sekilas tentang objek wisata Monumen
Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) yang ada di kota Denpasar. Selain monumen
Bajra Sandhi, tedapat banyak tempat wisata di kota Denpasar, seperti Pantai Sanur, Museum Bali,
Lapangan Puputan Badung, Pasar Kumbasari, Pasar Badung, Taman Budaya Art
Center, Hutan Mangrove, Pulau
Serangan, dan Desa Budaya Kertalangu.