free counter with statistics Hari Raya Galungan Long Trip Ke Pura Di Besakih
T4/05/2013

Hari Raya Galungan Long Trip Ke Pura Di Besakih


Besakih merupakan nama sebuah desa yang terletak di bawah kaki gunung tertinggi di bali, Gunung Agung. Di desa ini berdiri ratusan pura sehingga kompleks pura yang ada di besakih diberi nama Pura Besakih. Padahal pura-pura yang ada di Besakih namanya bukanlah Pura Besakih, tetapi ada nama lebih spesifik lagi. Hal ini terjadi karena orang-orang yang melakukan kegiatan ibadah ke pura yang ada di Besakih lebih mudah menyebut Pura Besakih. Misalnya jika ada orang yang sembahyang ke Pura Ulun Kulkul di besakih, maka orang tersebut akan bilang kalau dia sembahyang ke Pura Besakih.

Pura yang ada di kawasan Besakih merupakan menjadi objek wisata yang sanga terkenal di Bali, dan merupakan andalan objek wisata di Kabupaten Karangasem. Oleh karena itu, hampir setiap hari ada wisatawan asing berkunjung ke kawasan ini, bahkan ada wisatawan asing yang ikut sembahyang ke pura yang ada di besakih.

Pada tanggal 28 Maret 2013 bertepatan Hari Raya Galungan (tepatnya Umanis Galungan) dan di Pura Penataran Agung ada ngusaba betara turun kabeh, Tim Bali Long Trip Mania melakukan wisata spiritual ke Besakih dengan tujuan utama sembahyang di Pura Penataran Agung. Adapun tempat-tempat suci team Long Trip kunjungi adalah:


Berikut kami jelaskan perjalanan kami, pertama kami mulai dengan persiapan. Sebelum berangkat kami sembahyang terlebih dahulu di rumah masing-masing untuk memohon keselamatan kepada Hyang Widhi agar kami selamat sampai di tempat tujuan dan kembali ke rumah masing-masing dengan selamat juga. Tidak lupa juga mengisi perut masing-masing agar nantinya diperjalanan tidak kelaparan.

Tepat jam 10 pagi kami berangkat dari rumah masing-masing dan bertemu di sebuah dusun yang namanya dusun Mijil. Kami berangkat dengan rombongan berjumlah 8 orang dengan 4 sepeda motor. Jadi kami berangkat ke Besakih dengan menggunakan  sepeda motor. Alasan menggunakan sepeda motor karena jarak dari rumah (Dusun Dukuh) tidaklah terlalu jauh, kira-kira 6 km yang memakan waktu kira-kira 25 menit.

Kami melewati jalur Menanga dan merupakan bukan jalur yang biasa kami lalui. Jalur yang biasa kami lalui adalah jalur Batu Sesa. Jalur batu Sesa merupakan jalur paling dekat yang bisa dilalui jika dari desa kami. Sedangkan kami melalui jalur Menanga yang lumayan cukup jauh, bahkan dua kali lipat dari jalur Batu Sesa. Alasan memilih jalur Menanga karena terlebih dahulu harus mengisi bahan bakar motor masing-masing, takutnya nanti bahan bakar motor habis di perjalanan karena jalur ke Besakih lumayan menanjak terus. Jadi kami putuskan ke SPBU membeli bensin terlebih dahulu.

Perjalanan kami tidak ada halangan hingga sampai di Besakih. Sesampainya di Besakih kami disambut oleh anggota TNI yang bertugas mengatur parkir kendaraan dan kami pun disuruh parkir di kawasan parkir umum di bawah. Akan tetapi karena tujuan kami ke Pura Pengubengan yang merupakan pura tertinggi di kawasan Pura Besakih maka kami bilang kepada anggota TNI tersebut kalau kami mau sembahyang ke Pura Pengubengan. Akhirnya team diperbolehkan membawa motor kami ke Pura Pengubengan. Nah, dari sinilah pertualangan kami dimulai. Jalan yang kami lalui cukup menanjak. Jadi harus ekstra hati-hati, jika salah sedikit akan terperosok ke areal rumput gajah dan tentunya sangat berbahaya.

Tim akhirnya sampai di areal parkir Pura Pengubengan dengan selamat dan istirahat sebentar untuk menenangkan pikiran kami. Sepanjang perjalanan menuju parkiran Pura Pengubengan jalannya sungguh menanjak. Oleh karena itu tangan kami keram karena terus menancap gas sepeda motor dari bawah sampai parkiran. Akan tetapi kalau Anda berniat sembahyang ke Pura Pengubengan dengan menggunakan sepeda motor, Anda tidak perlu terlalu khawatir karena jalannya sudah sangat bagus dan beraspal (tantangnnya adalah jalannya banyak tikungan dan tanjakan). Jadi pastikan sepeda motor Anda dalam keadaan fit dan rem berfungsi dengan baik.

Sesampainya di parkiran Pura Pengubengan tim Long Trip Mania tidak langsung sembahyang ke Pura Pengubengan akan tetapi sembahyang terlebih dahulu ke Pura Tirta Pingit. Tujuannya untuk melukat, yaitu membersihkan diri dengan air suci terlebih dahulu. Lokasi Pura Tirta Pingit berada di sebuah lembah, tepatnya di bawah Pura Pengubengan dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.