Tempat
Wisata Kerta Gosa Klungkung Bali => Salah satu wisata
sejarah yang layak Anda kunjungi adalah Objek Wisata Kertha Gosa. Selain itu
objek wisata kerta gosa merupakan salah satu objek wisata favorit kabupaten klungkung. Objek wisata kertha Gosa
berada di tengah-tengah kota Semarapura (Ibu kota kabupaten Klungkung).
Posisinya berada di sebelah timur lapangan puputan klungkung dan sebelah
selatan dari monumen puputan klungkung (disamping patung catur muka).
Monumen puptan Klungkung dilihat dari objek wista kerta gosa |
Untuk mengkases lokasi ini sangatlah mudah,
karena lokasinya strategis dan merupakan jalur objek wisata bukit jambul dan pura besakih. Jika Anda datang dari kawasan Denspasar Anda akan menempuh
perjalanan sepanjang 40 km ke timur. Ada dua alternatif perjalanan yang Anda
tempuh jika melalui kota denpasar. Alternatif pertama bisa melewati jalur kota
gianyar, tetapi sebelum itu harus melewati kawasan objek wisata Ubud terlebih dahulu
baru kemudian melewati kota Gianyar dan objek wisata Goa Jepang dan terakhir
sampai di Kota Semarapura.
Alternatif kedua bisa melewati jalur by pass Prof
Dr Ida Bagus Mantra kemudian setelah bertemu persimpangan menuju Pantai Lebih arahkan kendaraan anda
lurus hingga menemukan persimpangan menuju Pantai Watu Klotok kemudian belok ke kiri menuju desa wisata kamasan kemudian
lurus hingga bertemu kota Semarapura.
Jika Anda datang dari Bandara Internasional
Ngurah Rai atau kawasan Kuta. Jalur yang bisa Anda lalui adalah jalan By pass I
Gusti Ngurah Rai hingga mencapai Jalan By Pass Prof. Dr. Ida Bagus Mantra.
Kerta gosa merupakan objek wisata sejarah peninggalan
dari Kerajaan Klungkung. Bangunan ini dibangun pada abad ke 17 yaitu masa
pemerintahan Raja Klungkung pertama, Dewa Agung Jambe. Dewa Agung Jambe merupakan
putera kedua dari Dalem Dimade, raja terakhir kerajaan Gelgel. Setelah Dewa
Agung Jambe menjadi raja Klungkung, maka beliau membuat istana Klungkung yang
diberi nama Semarapura. Di istana Semarapura terdapat kompleks Kertagosa yang
terdiri dari dua bangunan pokok, yaitu bangunan Bale Kambang (Taman Gili) dan
bangunan Kertagosa.
Bentuk bangunan bale kambang (Taman Gili) |
Yang paling unik dari kedua bangunan ini adalah
di mana pada permukan plafon atau langit-langit bangunan ini dihiasi lukisan
tradisional (gaya wayang). Adapun cerita yang terdapat pada bangunan Kertha
Gosa diambil dari Tantri Kamandaka, Bima Swarga, Adi Parwa, dan Pelelindon.
1. Kisah Tantri Kamandaka
Tantri Kamandaka berisi cerita tentang dongeng
hewan. Cerita Tantri Kamandaka dapat Anda saksikan pada panil paling pertama
(paling bawah), yang dimulai dari sebelah timur ke selatan, dan berakhir pada panil
sebelah utara.
2. Kisah Bhima Swarga
Kisah Bhima Swarga menceriterakan perjalanan Raden
Bhima ke Yamaloka untuk mencari ayahnya. Dalam perjalananya dijumpai berbagai
peristiwa yang dialami oleh roh sesuai dengan perbuatannya di dunia. Cerita
Bhima Swarga dapat Anda saksikan pada panil tingkat kedua dan ketiga dan
dilanjutkan pada panil tingkat keenam, ketujuh dan kedelapan. Cerita dimulai
pada panil sebelah timur kemudian selatan, barat dan utara, mengelilingi
bangunan hingga berakhirnya ceritera ini.
3. Kisah Adi Parwa
Kisah Adi parwa terdapat pada panil ke empat, di
mana diceritakan Sang Garuda mencari Tirta Amerta. Kisah ini mengandung
nilai-nilai kehidupan bahwa betapa sulitnya mencari sumber kehidupan didunia
ini.
4. Pelelindon
Pelelindon atau gempa dilukiskan pada panil
tingkat kelima dari bawah pada langit-langit. Gempa saat itu adalah sebuah
ramalan yang sangat berarti bagi masyarakat dan pemerintahan pada suatu bangsa.
Ceritera Pelelindon dapat Anda lihat pada tengah-tengah panil sebelah utara
selanjutnya berurutan ke timur, selatan, barat dan kembali pada panil sebelah
utara.
Sedangkan cerita yang terdapat pada bangunan
Bale Kambang (Taman Gili) yakni tentang cerita Sutasoma, Men Brayut dan
Palalintangan.
Lukisan tadisional (gaya wayang) pada atap bangunan kerta gosa |
1. Cerita Sutasoma
Cerita Sutasoma dapat Anda saksikan pada panel
tingkat pertama, kedua, ketiga dan keempat. Cara membacanya dimulai dari panil
paling atas sebelah selatan, dari kiri ke kanan. Cerita Sutasoma ini
menceriterakan perjalanan Sang Sutasoma dari kerjaan Astina menuju pegunungan
Mahameru.
2. Kisah Men Brayut
Ceritera Men Brayut dapat Anda saksikan deret
kelima dari atas, yang di mulai dari pojok timur laut ke selatan. Lukisan ini
menceriterakan kehidupan Men Brayut yang dikaruniai 18 anak, sehingga hampir
tidak ada waktu untuk mengurus hal-hal lain, kecuali mengurus anak.
3. Palalintangan
Palalintangan terdapat pada deret paling bawah.
Palalintangan adalah pengertian akan adanya pengaruh bintang-bintang di langit
terhadap kelahiran manusia.
Selain sebagai sarana edukasi, bangunan kerta
gosa dan bale kambang ini pada zaman dahulu mempunyai fungsi sebagai tempat
persidangan yang dipimpin oleh raja sebagai hakim tertinggi, sebagai tempat
pertemuan bagi raja-raja yang ada di Bali, sebagai tempat melaksanakan upacara potong
gigi (mepandes) bagi putera-puteri raja.
Pintu masuk dari tempat wisata ini ada di sebelah
timur atau di Jalan Puputan. Anda akan dikenakan tarif Rp 12.000 per orang untuk
mengunjungi objek wisata kerta gosa ini. Untuk area parkir bisa menggunakan
area parkir yang ada di depan monumen puputan klungkung yang cukup luas. Lokasi
ini juga sering dijadikan sebagai objek fotografi karena lokasinya sangat indah
sekali. Jadi siapkan kamera Anda jika berkunjung ke lokasi ini.